Senin, 10 Mei 2010

Paleogeomorfologi dalam analisis perubahan lingkungan komplek gua harst Maros Sulawesi Selatan

ABSTRAK

Penelitian yang dilaksanakan di kompleks gua Maros, Desa Leangleang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan ini bertujuan mendeskripsi kondisi geomorfologis lingkungan Maros pada masa lampau, serta mengidentifikasi faktor-faktor geomorfologis yang menyebahkan perubahan kondisi lingkungan tersebut. Di lingkungan kompleks gua Maros secara geomorfologis terdapat dua bentuklahan utama, yaitu bentuklahan solusional (karst) dan bentuklahan marin dataran aluvial pantai. Berdasarkan klasifikasi morfologi karst, kompleks gua Maros termasuk karst tropis dengan karakteristik memiliki bukit-bukit berlereng terjal (57?-82?), yang berkembang pada batugamping dengan kekar tiang dan kekar lembar, dan perkembangan karst ini termasuk fase III beralih ke fase IV. Bentanglahan yang terdapat di daerah penelitian ini terdiri atas bentanglahan karst kerucut, bentanglahan karst menara, dan bentanglahan dataran aluvial pantai dengan batu serinding. Kondisi lingkungan Maros pada masa penghunian gua berupa pantai mangrove, yang menjadi lahan untuk berburu dan meramu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan demikian, lingkungan Maros pada masa kini berbeda dengan lingkungan Maros pada masa lampau. Jika pada masa lampau lingkungan Maros berupa ekosistem dataran. Faktor utama yang menyebabkan perubahan ekosistem itu adalah faktor aerodinamik, yaitu perubahan iklim global. Perubahan iklim global ini menyebabkan perubahan faktor ekodinamik, yaitu punahnya tumbuhan mangrove, sehingga dimungkinkan sekali terjadi perubahan pola hidup dari berburu menjadi bercocok tanam.

2010, Maros Target Rebut Piala Adipura

Image



MAROS -- Keberhasilan Kabupaten Maros untuk kali pertama meraih piagam penghargaan Adipura 2009, memacu semangat Butta Salewangang itu untuk kembali mengukir prestasi. Pada 2010, Pemkab Maros menargetkan meraih piala Adipura. “Piagam penghargaan ini sangat bernilai bagi kami. Apalagi Maros menduduki peringkat keempat dari 21 kota di Indonesia yang menerima piagam serupa.
Setelah menerima ini, kami targetkan kembali untuk meraih piala adipura,” ujar Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Maros, Rubina Malik didampingi Kabid Pelestarian BLH Maros, Baharuddin, Senin, 8 Juni. Rubina mengatakan, saat ini BLH mulai melakukan pembinaan di beberapa kecamatan sebagai salah satu prasyarat penilaian adipura

1 komentar:

  1. Bagus blognya, Follow to Me!

    Visit:

    http://www.celebes-paradise.co.cc/

    Gali Trus Potensi nack Mallawa

    Bhoegies

    BalasHapus